Mau Usaha Kuliner, 4 Tips Ini Patut Untuk Di Perhatikan

[vc_row][vc_column][vc_column_text][dropcaps]S[/dropcaps]POTS – Membuka usaha kuliner hingga saat ini masih menjadi pilihan  yang paling diminati oleh para pelaku usaha, baik itu yang baru akan meniti usaha maupun yang sudah profesional dalam bidang usaha kuliner. Kecintaan akan kuliner, mudahnya mencari berbagai ide masakan dan makanan baru membuat para pencinta makanan termotivasi untuk menggarap usaha dibidang kuliner  ini.

Padahal pada kenyataannya, membuka sebuah usaha kuliner tidak hanya bermodalkan motivasi namun memerlukan kesiapan yang matang, agar usaha yang digeluti tidak tutup di tengah jalan.

Membuka usaha kuliner memerlukan perjuangan, konsistensi dan perlu melek teknologi. Kebanyakan pelaku usaha kuliner saat ini, selalu menganggap teknologi tidak terlalu penting untuk usaha mereka. Apalagi mindset yang tertanam itu adalah mengganggap usaha kuliner mereka  adalah usaha kecil yang tidak memerlukan terlalu banyak effort dan belum membutuhkan sentuhan teknologi digital.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Mindset seperti inilah yang sering aku temui saat ini, ketika aku menanyakan bagaimana sistem operasional mereka ketika ada konsumen yang ingin memesan makanan mereka dari rumah atau dari tempat kerja dan mengapa mereka tidak menggunakan teknologi digital yang saat ini sudah sangat banyak digunakan oleh para pelaku usaha kuliner yang lain.

Dari beberapa wisausahawan kuliner yang saya tanya, ternyata mereka cukup mengalami kesulitan dan mengakui jika management mereka tidak tercatat dengan maksimal, apalagi saat ini pembeli  lebih banyak menggunakan metode pembayaran non tunai. Selain itu banyak mereka yang keteteran dari segi tenaga kerja. Namun dari sekian orang yang saya tanyai, ada juga beberapa pelaku usaha yang berkerja sama dengan pihak ketiga untuk bagian delivery dan ada juga yang sudah menggunakan Point Of Sale atau Aplikasi Kasir contohnya seperti SPOTS atau SPOTS POS . Dengan harga terjangkau (biaya aktivasi Rp. 290.000 dan biaya pemeliharaan Rp. 2.900/hari), siapa pun dapat menjalankan usaha. Untuk informasi lanjutnya teman-teman bisa cek video dan website official SPOTS dibawah ini ya :

Selain menggunakan teknologi digital, aku juga punya beberapa tips yang menurut aku ini cocok banget untuk teman-teman yang akan memulai usaha kuliner, yaitu :

Pastikan Kemampuan

 

Ketika akan membuka sebuah usaha kuliner ada hal penting yang harus teman-teman perhatikan untuk kelangsungan usaha ke depannya. Kenali betul kelebihan dan kekurangan teman-teman, ukur kemampuan, baik itu kemampuan teknis memasak, ataupun kemampuan finansial.

Pastikan juga teman-teman sudah tau apa yang bakal dijual, tentukan juga skala usaha, apakah mau mulai dari usaha kecil-kecilan dengan tenaga seadanya dan modal secukupnya? Atau teman-teman yakin buat langsung memulai usaha besar dengan berspekulasi lewat pinjaman modal?

Anda yang lebih tau kemampuan diri sendiri kan? Pertimbangkan matang-matang, jangan sampai usaha teman-teman berhenti di tengah jalan dengan menyisakan hutang yang tidak sedikit.

Menu & Harga

 

Gak ada salahnya kalo teman- teman mau jadi spesialis penjual makanan tertentu, tapi inget, harus enak dan “beda” ya makanannya, jadi produk kamu bakal lebih mudah dikenal. Dan ketika orang-orang pengen makan makanan tertentu, mereka langsung ingat produk yang kamu jual. Atau kamu mau ngejual banyak makanan dengan satu menu andalan? Bisa banget. Jadi selain kamu punya satu menu yang dikenal luas, kamu juga akan punya penghasilan tambahan dari penjualan makanan-makanan lainnya.

Ngomongin menu tentu pasti langsung nyaut ke harga donk ya, Menentukan harga juga bukanlah hal yang gampang. Pasti sering terlintas duh kemahalan  gak sih ini harganya , atau kemurahan gak ya.

Nah untuk harga sebaiknya pasang harga yang wajar, jangan matok harga terlalu mahal buat makanan yang “biasa-biasa aja”, jangan masang harga yang terlalu mahal buat makanan yang “pasaran” alias banyak yang jual, dan juga jangan ngasih harga selangit ketika usaha kamu yang baru lahir. Biarin para pembeli “nyicip” dulu produk kamu sampai akhirnya kamu  bakal tau sendiri, berapa harga yang pantas untuk produk yang kamu jual.

Managemen & Marketing

 

Eitss jangan lemes dulu kalo denger kata managemen dan marketing, karena sebesar apapun usaha kita jika tidak ada managemen dan marketing yang baik maka usaha akan berakhir di tengah jalan alias gulung tikar.

Sekecil apapun usaha kita ada baiknya memiliki sistem kerja yang jelas dan terorganisir agar tidak berantakan. Hal yang perlu diingat adalah marketing itu ujung tombak penjualan. Ketika strategi pemasaran kamu itu tajam dan tepat sasaran, maka keuntungan bakalan lancar menghampiri. Sebaliknya, kalau kamu menganggap remeh marketing, income yang dateng pun bakalan ogah-ogahan.

Marketing itu ibarat umpan, kamu berkorban dikit demi ngedapetin hal yang lebih banyak dan berharga. Jangan pernah mikir kalau pakai aplikasi Post of Sale bikin bangkrut, bikin brosur itu sayang duit karena dibuang-buang, jangan ngerasa sebar voucher itu bikin rugi karena duit ilang demi ngasih gratisan. Marketing is another thing, kamu bakal tau manfaatnya justru setelah memanfaatkannya.

Terus Maju

 

Tips terakhir adalah Pantang Menyerah , karena berbisnis itu nggak kayak makan cabe rawit yang pas digigit langsung kerasa pedasnya. Berbisnis itu butuh konsistensi, kesabaran, keuletan, dan sifat pantang menyerah.

Sekali sepi langsung ngerasa bete dan galau? Berarti kamu belum siap buat menjadi pebisnis sejati. Pasang-surut adalah hal yang wajar, aroma persaingan adalah bau yang lumrah. Tetap berpegang teguh pada tujuan agan sambil terus berinovasi, selalu coba ide-ide segar, selalu jajal juga hal-hal baru. Selamat mencoba yaa teman-teman.

Artikel ini didukung oleh SPOTS

SPOT POS
SPOTS

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section][/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

More Reading

Post navigation

Leave a Comment

Leave a Reply